Sudahkah kita membentuk atau membangun citra diri ?
Pengalaman hidup dan bertambahnya usia,
membuat seseorang ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan hanya untuk
dirinya sendiri, tapi juga lingkungan dan orang lain. Bukannya tak menjadi diri
sendiri, namun tanpa disadari setiap orang memiliki keinginan untuk dilihat
sebagai sosok tertentu. Mungkin Anda dikenal sebagai orang yang pemalu, namun
seiring berjalannya waktu, tuntutan profesi pekerjaan membuat Anda ingin
dilihat sebagai pribadi terbuka dan meyakinkan. Hal tersebut wajar terjadi, karena
setiap orang ingin membangun citra versinya sendiri di mata orang lain.
Namun, satu hal yang
perlu Anda tanamkan kalau hal ini berbeda dengan istilah “pencitraan diri” yang
sengaja menciptakan sebuah image padahal tidak merealisasikan kepribadian
sesungguhnya orang tersebut—alias menciptakan image palsu. Tak sedikit pula
citra diri seseorang berbeda tujuannya di mata orang lain. Mungkin Anda ingin
dilihat sebagai wanita mandiri, tapi sayangnya orang lain melihat Anda justru
sebagai pribadi yang sombong. Lalu, bagaimana caranya agar tujuan pembangunan
citra diri—atau personal brand—tidak disalahartikan oleh orang lain? Sama
dengan perusahaan yang membutuhkan brand identity, Anda harus bisa menjadi
public relation bagi diri sendiri. Lebih lengkap, simak saja cara-cara yang
dapat ditempuh untuk membangun citra diri yang baik dan positif.
Ibaratkan Anda Sebuah Brand
Sama seperti perusahaan yang membutuhkan branding, diri
Anda pun demikian. Jadi, bayangkan diri Anda adalah sebuah brand. Apa yang Anda
ingin orang lain pikirkan saat mendengar atau mengingat nama Anda? Jika Anda
sudah mengetahuinya, bagus. Selanjutnya tinggal menuju langkah strategi untuk
menyampaikannya pada orang lain.
Cari ‘Tagline’ Diri
Tagline diri sebenarnya lebih mengarah kepada
prinsip hidup. Setiap orang sebaiknya memiliki prinsip hidup untuk menimbulkan
keyakinan pada setiap jalan kehidupannya. Mungkin prinsip hidup Anda “I am not
a woman that needs a man. I’m a woman a man needs”. Dengan mengingat ‘tagline’
tersebut setiap harinya, dengan sendirinya Anda bisa menunjukkan pribadi yang
mandiri, well organized, namun tetap menunjukkan sisi kelembutan.
Manfaatkan Media Sosial
Menurut Shama Hyder, penulis buku Zen of Social Media
Marketing, media sosial sangat berpengaruh pada pembangunan citra diri. Sama
seperti brand yang memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan awareness,
sebaliknya jangan pula menjadikan media sosial sebagai lahan ‘curhat’. Sebuah
perusahaan tak mungkin menuliskan keluhan dan kerugiannya di media sosialnya,
Anda pun tak perlu melakukan itu—kecuali Anda ingin dikenal sebagai orang yang
selalu sendu atau pemarah.
Saring Informasi Yang Dibagikan
Setiap individu tetap membutuhkan privasi. Untuk membentuk
sebuah citra diri, Anda perlu menyaring segala informasi yang akan dibagikan
kepada orang lain. Tak semua orang bisa memahami dengan baik niat Anda. Tak
menutup kemungkinan orang mengambil kesimpulan sendiri dan menyebarkan hal yang
salah kepada orang lain tanpa mengonfirmasinya pada Anda.
Lakukan, Bukan Bicarakan
Talk less, do more, Glitzy. Percayalah, membicarakan
kelebihan Anda tanpa membuktikannya hanya akan menimbulkan gosip dari orang
sekeliling. Cara mudah menangkis komentar negatif adalah membuktikannya melalui
aksi dan tindakan—bukan kata-kata.
Konsisten Melakukannya
Citra diri baik yang Anda bangun akan bertahan selamanya
jika konsisten dilakukan dan menjadikannya sebuah kebiasaan. Anda harus bisa
konsisten dengan prinsip, tujuan, dan menikmati proses agar personal brand Anda
kuat. Inilah pula yang membedakannya dengan istilah pencitraan diri
tadi.
Kenali Diri Sendiri
Tak perlu menjadi orang lain ketika ingin menciptakan diri
yang baik dan positif. Tanya diri Anda sendiri—sosok seperti apakah yang ingin
Anda bangun dari diri sendiri. Kenali pula kelebihan dan kelemahan kita. Akan
lebih bijak jika Anda mengeksploitasi kelebihan diri untuk kepentingan orang
banyak. Biarkan kehebatan Anda tetap bisa dirasakan manfaat baiknya oleh banyak
orang. Jangan membangun citra tanpa kapabilitas diri, karena Anda tak akan
pernah bisa mencapainya.
Jangan Berbohong
Bukan hanya menjadi orang lain, menjalankan sesuatu dengan
tidak jujur akan berujung padakebuntuan. Orang lain pun akan dengan mudah
‘mencium’ bau busuk yang Anda coba tutupi. Dengan terbiasa jujur, orang
lain akan percaya dengan sendirinya pada citra diri yang Anda sedang atau sudah
bangun.
Tak lagi ada dalih
Ketika gagal dalam mencapai sasaran atau ambisi kita sering kali mmebuat dalih atau alasan yang membenarkan kegagalan kita. Yang harus kita ingat adalah “Dalih, bukan pembenaran”. Berikut dlih-dalih yang biasanya kita ucapkan:
“Saya tidak terbentuk dengan cara begitu.”
“Itu karena kesalahan orang tua saya.”
“Seandainya saja saya masuk univeristas”
“Saya terlahir dlam horoskop yang salah”
Berjanjilah pada diri sendiri : “Saya tidak
akan membuat dalih”
Bangga dengan diri Anda sendiri
Buatlah daftar aset-aset ‘tak terlihat’ Anda,
seperti hard skill dan soft skill yang Anda miliki. Dengan demikian Anda akan
tau siapakah diri anda sebenarnya dan apa yang Anda punya untuk Anda tawarkan,
kemudian lihatlah diri jasmani dan mental Anda dan mulailah bangun keyakinan
dan kepercayaan pada diri sendiri, dan berilah peluang pada otak Anda. Anda
itu
Memperhatikan penampilan
Periksalah penampilan Anda didepan cermin,
namun bukan hanya penampilan luar saja. Apakah penampilan Anda mencerminkan
seseorang yang Anda inginkan? Jika penampilan Anda baik diluar, maka ini akan
membantu Anda untuk merasa lebih baik didalam. Jika Anda perhatikan orang-orang
yang keluar dari salon, bahasa tubuh, gerakan, dan lirikan mata
mereka memancarkan kepercayaan diri, rasa bangga dan citra diri yang lebih
kuat. Uang yang Anda pakai untuk penampilan Anda adalah hal yang pantas
dilakukan. Namun, jangan sampai ego mendorong Anda untuk terus menerus
menggunakan uang Anda dalam jumlah yang banyak. Cobalah jangan sampai terobsesi
pada diri sendiri.
Periksa apa yang masuk ke dalam otak
Saringlah segala hal yang masuk kedalam otak
Anda, jangan sampai hal-hal negatif masuk dan menyabot aset atau kesuksesan
Anda, dan juga jangan sampai anda melakukan hal tersebut pada diri Anda sendiri.
Jika Anda sadar diri Anda sedang dalam modus penghancuran diri maka sadarlah
dan alihkan pikiran Anda ke hal-hal positif. Bayangkan ini seperti memeriksa
sekantong buah dan buanglah buah-buah yang busuk.
Percaya diri
Kepercayaan merupakan satu kata yang kuat.
Suatu cerita tentang kepercayaan datang dari Linford Christie yang menjadi
juara Olimpiade 110 meter pada usia 34 tahun, kemenangan ini bukan didapatkan
karena tubuhnya yang lebih baik atau umurnya yang lebih muda dari atlet lain,
namun ia dapat melakukannya setelah ia mengatasi pendapat dari para ‘pakar’
yang mengatakan umur diatas 24 tahun tidak lagi bisa berlari dikecepatan
seperti itu. Namun, Linford Christie percaya ia bisa.
Buat pernyataan-pernyataan positif
Sangat penting untuk membuat ungkapan-ungkapan
positif, pernyataan-pernyataan yang kuat akan berdampak hebat bagi alam bawah
sadar dan akan semakin efektif jika terus diulang-ulang, Contoh ungkapan
positif:
“Saya percaya diri”
“Saya adalah pembicara yang baik”
“Saya aman secara finansial”
Jangan mengatakan “Saya akan menjadi...”,
karena ini akan mengurangi gairah pada pikiran positif Anda, biarkan alam bawah
sadar Anda terpusat pada hasil yang dikehendaki dan hasil itu pasti terjadi.
Jangan takut pada kesalahan\
Kesalahan, kekeliruan, yang oleh sebagian
orang disebut dengan kegagalan, hanyalah “hasil yang kurang memuaskan”.
Kesalahan adalah pengalaman yang dari sanalah Anda mendapatkan informasi. Dan
jik Anda dapat berlaku bijak, kesalahan dapat membantu Anda dalam membangun
masa depan.
Lakukan pekerjaan kasih sayang
Ingat perkataan :”Mustahil Anda
tidak berhasil jika Anda menolong orang lain untuk mendapatkan apa yang ia
inginkan”. Cobalah untuk meluangkan waktu untuk membantu orang lain, walaupun
Anda sangat sibuk atau sangat sukses. Sedikt waktu yang berguna itu kan
membantu Anda dalam membangun keyakinan diri, citra diri, dan kepercayaan diri.
Periksa lingkungan Anda
Jika Anda berada pada lingkungan yang kurang
mendukung, yang bersifat negatif atau meremehkan pencapian Anda, kelurlah dari
lingkungan itu dan bergabunglah dengan orang-orang yang merupakan ‘pembangun’.
Ingatlah perkataan ini: “Jika Anda berada pada lingkungan yang berorientasi
pada keberhasilan maka mustahil Anda tidak berhasil”.
Kumpulkan ‘catatan keberhasilan’
Kembalilah pada ingatan keberhasilan Anda,
himpun catatan keberhasilan Anda baik dalam karir maupun kehidupan pribadi, ini
dapat sangat membantu ketika Anda dilanda keraguan atau kehilangan kepercayaan
diri. Catatan ini akan menegakkan kembali kepercayaan diri Anda yang
terguncang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar