Jumat, 04 Desember 2020

MENGUBAH INSECURE MENJADI BERSYUKUR

 


        Setiap manusia dimuka bumi ini pasti pernah merasakan hal yang familiar disebut dengan insecure. Insecure sendiri memiliki pengertian sebagai tindakan dari adanya emosi apabila kita menilai diri kita menjadi seorang inferior dari orang lain. insecure juga dapat diartikan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin setiap orang rasakan dalam hidupnya. Sebenarnya apa yang membuat diri kita tidak menjadi insecure adalah hal yang harus kita pertanyakan setiap harinya, manusia memang tempatnya kurang dan salah, maka dari itu rasa insecure selalu menghantui hampir semua manusia dan melupakan rasa syukurnya kepada Sang Pencipta. 

        Ketika seseorang merasa insecure terhadap dirinya sendiri, maka lambat laun kepercayaan dalam dirinya juga akan menghilang. Dimana kemudian akan memicu munculnya perasaan takut untuk berinteraksi dengan orang lain, padahal suatu interaksi yang terjadi antara kita dengan orang lain sangatlah penting. Orang yang merasa insecure terhadap dirinya akan melihat orang lain di sekelilingnya memiliki keunggulan dan kelebihan yang tidak bisa ia temukan dalam dirinya. Lalu seseorang tersebut akan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

        Padahal sebetulnya orang yang ia lihat mungkin saja juga memiliki banyak kekurangan, hanya saja mereka tidak menunjukkannya pada orang lain dan memilih untuk percaya diri akan kelebihan yang dimiliki. Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang sempurna melainkan hanya Tuhan yang telah menciptakan kita. Dan menjadi seseorang yang tidak sempurna itu bukanlah kesalahan atau aib yang mesti membuat kita malu.

        Hal yang perlu kita lakukan adalah mensyukuri apa yang kita miliki, menerima segala apa yang ada dalam diri kita. Tidak perlu merasa takut dan berkecil diri. Berikut adalah 5 langkah yang akan membantu merubah rasa insecure menjadi rasa bersyukur:

 1. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain

Setiap orang memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing, jangan khawatir terhadap kemampuan yang kamu miliki. Buanglah segala pikiran-pikiran negatif yang menghantuimu. Menerima kekuranganmu dan berhenti membandingkan dirimu denga orang lain bisa membuat dirimu lebih bermakna.

2. Belajar membuka diri dengan dunia luar

Jangan pernah takut untuk bergaul untuk bersosialisai dengan beragamnya banyak karakter manusia diluar sana,  jangan menutup dirimu terhadap orang baru. Banyaklah bergaul dengan orang-orang yang positif, dimana nantinya kamu akan terbawa oleh energi positif yang mereka miliki. Dengan begitu lambat laun kamu akan menjadi lebih produktif dan percaya diri.

3. Jangan ragu untuk menunjukan bakat

Setiap orang pasti memiliki kelebihan diantara kekurangan yang dimiliki. Entah hobi atau apapun yang membanggakan dari dirimu, tunjukkan pada dunia bahwa kamu itu hebat dan berbakat. Dan percalayah bahwa setiap orang memiliki waktunya sendiri-sendiri, begitupun kamu yang juga sedang berproses menemukan dan mengenali bakat yang kamu miliki.

4.PENTING! Kurangi bermain sosial media

Keberadaan social media pada saat ini memiliki banyak manfaat, namun disisi lain juga memiliki dampak yang tidak sehat bagi mental. Dengan social media kita bisa melihat kehidupan orang lain, banyak sekali orang yang menunjukkan sisi baik kehidupannya entah menunjukkan momen kebahagiannya, kepopuleran dengan rupa indahnya, bahkan kesenangan -kesenangan lainnya.

Hal tersebut dapat menjadi salah satu pemicu orang lain merasa kurang percaya diri dan munculnya perasaan insecure. Maka dari itu jika kamu merasa belum bisa memfilter dirimu terhadap kehidupan orang lain yang nampak dipenuhi kesenangan di social media, maka mulailah untuk sedikit- sedikit mengurangi intensitas waktu bersocial mediamu.

5. Sadari yang kamu miliki, dan syukuri itu

Kata bersyukur mudah sekali diucapkan namun seringkali sulit untuk dilakukan. Pada kenyataannya banyak orang yang menyepelakan dan mengabaikannya, dan memilih untuk mengeluh serta menghakimi dirinya sendiri. Berhenti untuk menunggu dirimu menjadi sempurna, hadapilah semua yang ada didepanmu.

INTROPEKSI DIRI






Introspeksi diri adalah tindakan melihat ke dalam pikiran maupun perasaan  sendiri. Ketika melakukan introspeksi diri, kita akan banyak melihat ke belakang mengenai hal-hal yang sudah kita lakukan, baik itu positif maupun negatif.Tujuan introspeksi diri bukanlah mengungkit masa lalu dan tenggelam di dalamnya. Sebaliknya, hal ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi perilaku kita sehingga kita dapat berdamai dengan diri sendiri maupun memperbaiki hubungan dengan orang lain.

Manfaat melakukan introspeksi diri

Introspeksi diri adalah cara utama untuk menilai kekurangan dan kelebihan diri kita sendiri yang akan dilihat oleh orang lain. Oleh karena itu, Anda harus melakukannya secara sadar dan jujur agar mendapatkan manfaat dari introspeksi diri, seperti:

  • Mengurangi kecemasan karena kita akan dapat berpikir dengan lebih efisien
  • Menaikkan level kepercayaan diri karena dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri
  • Membuat lebih mampu berempati terhadap orang lain
  • Memunculkan ide-ide baru, termasuk dalam mengembangkan bakat yang ada dalam diri
  • Membuat Anda lebih bahagia sesuai dengan standar  sendiri.

Bentuk introspeksi diri

Introspeksi diri seharusnya melahirkan pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Sayangnya, ada pula orang yang justru jatuh ke lubang yang salah ketika selesai mengevaluasi dirinya sendiri.Para psikolog membagi introspeksi diri ke dalam dua tipe, yaitu:

1. Refleksi diri

Refleksi adalah bentuk introspeksi diri yang positif. Dengan melakukan refleksi diri, orang tersebut akan menghargai setiap pemikiran maupun tindakan yang telah dilakukannya.Tak hanya itu, refleksi juga akan membuat seseorang dapat menerima dan belajar dari kesalahan yang mereka perbuat. Pada akhirnya, refleksi diri akan melahirkan pribadi yang lebih baik dan lebih sadar akan kemampuan dan ketidakmampuan dirinya sendiri.

2. Ruminasi diri

Ruminasi adalah bentuk introspeksi diri negatif dan berkebalikan dengan refleksi diri. Ketika melakukan ruminasi, seseorang cenderung melebih-lebihkan kegagalan yang dialaminya sehingga ia meragukan diri sendiri dan menilai dirinya lebih rendah dari orang lain.Ruminasi inilah yang harus dihindari dalam introspeksi diri. Jika Anda merasa terjebak pada ruminasi diri, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi dampak negatifnya, yaitu:

  • Menyibukkan diri pada kegiatan yang melahirkan pikiran positif, misalnya berolahraga, bersosialisasi dengan orang yang positif, maupun belajar meditasi.
  • Fokus pada memecahkan masalah daripada sibuk menyalahkan diri sendiri. Misalnya saat Anda melakukan kesalahan di tempat kerja, coba berdiskusi dengan teman atau atasan untuk mencari solusi agar hal yang sama tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Melakukan introspeksi diri yang benar

Anda tentu tidak ingin fokus pada refleksi ketimbang ruminasi saat melakukan introspeksi diri, bukan? Nah, untuk itu, ada tips dari psikolog tentang cara melakukan introspeksi yang benar, yaitu:

  • Berdamailah dengan diri sendiri

Jangan terlalu sering menyalahkan diri sendiri atas kesalahan apa pun yang Anda pernah lakukan di masa lalu. Apabila Anda tidak 100 persen jujur dengan diri sendiri terkait hal yang tengah terjadi, atau cara Anda berperilaku selama ini, proses membantu diri sendiri pun akan menjadi sulit dilakukan.Terkadang, kebiasaan buruk memang sulit untuk disingkirkan. Anda tak harus melakukan perubahan dalam sekejap. Jika ada resolusi dan tujuan tak tercapai, Anda tak perlu menyalahkan diri sendiri. Maafkanlah diri sendiri walau terkadang membuat kesalahan.

  • Bedakan sifat dengan perilaku

Jika Anda merasa memiliki sifat dermawan, lalu tidak memberi bantuan pada orang lain sesekali, hal itu tidak akan mengubah sifat Anda. Memprioritaskan diri Anda bukanlah hal yang salah selagi Anda tidak melakukan hal yang negatif.

  • Menghargai proses

Misalnya ketika Anda sudah tidak merokok selama 10 tahun, kemudian kembali merokok hari ini, jangan melihat diri Anda sebagai orang yang gagal karena Anda pernah berhasil menahan diri selama 10 tahun dan bisa melakukannya lagi di kemudian hari.

  • Jangan melebih-lebihkan kesalahan diri sendiri

Sesekali melakukan kesalahan adalah hal yang manusiawi, jadi janganlah melebih-lebihkan kesalahan yang dibuat tersebut. Sebab, pada akhirnya, kita semua adalah manusia. Dan sangat manusiawi jika kita melakukan kesalahan.

  • Membuat pola kebiasaan baru

Sebagai manusia, tentu kita sering menjalankan banyak kebiasaan. Beberapa kebiasaan tersebut bermanfaat, namun sebagian lagi bisa saja merugikan diri sendiri dan orang lain.Dalam melakukan proses introspeksi dan refleksi diri, Anda perlu mengenali dan mengelompokkan kebiasaan yang sering dilakukan. Dengan mempelajari kebiasaan-kebiasaan tersebu. Anda bisa menghilangkan kebiasaan yang tak bermanfaat, sekaligus menambah kebiasaan sehat dan positif.

Contoh-contoh pertanyaan untuk melakukan refleksi diri

Sebenarnya, cara refleksi atau introspeksi diri tiap individu dapat berbeda-beda. Memulainya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu bisa dilakukan. Beberapa contoh pertanyaan saat refleksi diri, yaitu:

  • Apa cara yang paling saya sukai untuk menjalani hari?
  • Jika bisa kembali ke masa lalu, apa hal yang ingin saya sampaikan pada diri saya di masa tersebut?
  • Apa yang mungkin disampaikan oleh bagian tubuh saya, jika mereka bisa berbicara?
  • Apa yang paling saya sukai dari hidup?
  • Apa yang bisa saya pelajari dari kesalahan di masa lalu ?
  • Apa hal yang paling membuat saya berenergi?

SELF HEALING (PENYEMBUHAN DIRI)

 

            Self healing adalah sebuah proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin. Metode ini dilakukan saat seseorang menyimpan luka batin yang mengganggu emosinya. Self-healing berguna untuk menyelesaikan unfinished bussines yang berakibat pada kelelahan emosi seseorang. 

    Sebagian besar orang pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk. Seperti sedih karena kepergian orangtua, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Siapa yang seharusnya menyembuhkan luka itu?

Untuk yang belum selesai dengan masalah emosinya sendiri, beberapa cara di bawah ini semoga bisa membantu menyembuhkan diri sendiri dari dalam.

  1. Me Time

Masalah yang belum selesai pada sebagian orang umumnya berkaitan dengan kehadiran orang lain. Me time ini berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Bagaimanapun orang lain memperlakukannya, diri kita masih bisa memilih untuk bahagia.

Saat seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain, terkadang ia lupa memikirkan diri sendiri. Meluangkan waktu untuk diri sendiri benar-benar akan membuat kita merasa lebih bermakna.

Membuat kita merasa bahwa pusat dari segala kehidupan ini adalah diri sendiri. Orang lain hanyalah pelengkap kebahagiaan.

  1. Berdialog dengan Diri Sendiri

Bicaralah pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan. Jujur pada diri sendiri lebih baik ketimbang melampiaskan segala perasaan buruk kita pada sesuatu. Satu-satunya orang yang mampu berbicara dengan lubuk hati terdalam adalah diri sendiri. Saatnya mulai memahami diri sendiri untuk bisa bersyukur atas apa yang hidup ini berikan.

  1. Berdamai dengan Keadaan

Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tak terhindarkan. Setiap orang berhak marah atas hal itu. Orang yang hatinya terluka sangat dalam tidak akan dengan mudah melupakannya. Namun, apakah dengan menyalahkan keadaan atas atas semua peristiwa buruk itu bisa dibenarkan? Apakah dengan mengutuk keadaan bisa membuat batin kita tenang? Tidak. Alangkah lebih bijaknya kita jika mencoba berdamai dengan keadaan. Menerima setiap keadaan yang menimpa kita ini sebagai guru kehidupan yang menempa pribadi kita lebih baik lagi

  1. Mindfullness

Mindfulness adalah berpikir dengan kesadaran yang penuh. Mengelola pikiran, perasaan, dan lingkungan untuk menghubungkan titik-titik yang ada dalam pikiran kita. Memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat. Mindfulness dapat meningkatkan tujuan dan makna dalam hidup

Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mencari tempat yang sekiranya tenang, kemudian memejamkan mata. Fokus terhadap diri sendiri dan segala pikiran yang kita miliki. Dengan penuh kesadaran, cobalah untuk memahami setiap pergulatan emosi yang ada di dalam diri. Mindfulness ini akan lebih baik jika kita melakukannya secara rutin. Misal, satu sebelum berangkat ke kantor, kampus, sekolah, dan sebagainya. 

  1. Meningkatkan self-compassion

Self-Compassion adalah kemampuan untuk memahami keadaan emosi diri sendiri dan juga respon emosi atas penderitaan yang dialami dengnan disertai keinginan untuk menolong diri sendiri. Melalui  self-compassion, seseorang dapat memahami dirinya sendiri.

Self-compassion mampu membuat orang memaknai pengalaman yang tidak nyaman dengan emosi yang berbeda. Artinya, ketidaknyamanan yang dimiliki seseorang dapat dimaknai secara positif jika meningkatkan self-compassion. Meningkatkan kepedulian terhadap diri sendiri, merespon peristiwa buruk dengan perasaan lapang dada, dan selalu berupaya membebaskan diri dari duka yg berlarut.

  1. Jadikan penyesalan sebagai kekuatan

Sebagian orang pernah mengalami hal yang memalukan dalam hidupnya. Sebagian lain juga pernah berbuat kesalahan yang sudah disesalinya. Namun, tidak sedikit pula mereka yang menyesal tak ada habisnya, hingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Gelisah, cemas dan terus memikirkan hal tersebut membuat hati seseorang lelah.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia terkadang bisa menekan perasaan gelisah dan sesal itu. Kita bisa saja mengabaikan pikiran-pikiran yang mengganggu itu dengan menyibukkan diri. Namun, dengan mengabaikan perasaan itu justru akan membuat emosi kita makin lelah. Sebab, perasaan itu bisa muncul kapanpun

Oleh karena itu, jadikanlah sebuah penyesalan terberat sekalipun di dalam hidup kita ini sebagai pelajaran. Boleh sesekali mengingat kejadian itu, tapi gunakanlah sudut pandang yang berbeda. Bicaralah pada diri sendiri bahwa melakukan kesalahan itu wajar. Yang perlu dilakukan hanyalah belajar untuk tidak mengulanginya.

  1. Tempatkan Masa Lalu pada Tempatnya

Setiap orang memiliki kisah masalalunya masing-masing. Tidak sedikit mereka memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat masa kininya tidak tenang. Namun, kita tidak bisa mengubah peristiwa yang telah terjadi. Sebagai manusia, yang bisa dilakukan hanyalah mengubah respon kita terhadap masa lalu itu. Untuk itu, jadikanlah masa lalu sebagai guru yang mendewasakan.

Masa lalu hadir di masa kini bukan untuk terus disesali, tapi untuk dimaknai. Memaknai kembali pengalaman masa lalu dengan respon yang positif sangat membantu penyembuhan hati kita.

  1. Menulis ekspresif

Menulis punya kekuatan untuk menyembuhkan diri kita dari dalam. Menulis ekspresif adalah menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami. Tidak perlu memperhatikan aturan seperti tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Intinya, menulis ekspresif adalah sebuah upaya untuk mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stress datang. Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.

Setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap luka batin, masa lalu yang kelam, pengalaman pahit, kegagalan hidup hanyalah sebuah peristiwa. Setiap peristiwa bisa disikapi dengan bijaksana dan setiap luka yang membekas bisa disembuhkan. Setiap hal buruk di dunia ini akan terus terjadi, maka maknailah semua luka itu sebagai ujian perjalanan hidup.

SELF AWARENESS ( KESADARAN DIRI )

 

        

   Self awareness atau kesadaran diri adalah perhatian pada diri sendiri untuk menggali terhadap apa yang telah dilakukan dan pemahaman tentang lingkungan sekitar. Manfaat self awareness yang akan dirasakan oleh seseorang adalah ia akan mengerti tentang mengapa ia merasakan apa yang dirasakannya. Pemahaman yang ia dapatakan akan membantunya untuk mengubah hal-hal yang ada pada hisupnya serta membentuk kehidupan yang ia inginkan.
            Jika kita ingin memperbaiki diri jadi lebih baik lagi, maka self awareness adalah hal utama yang harus kita asah. Self awareness atau kesadaran diri merupakan sikap yang berupaya memerhatikan pikiran, perilaku, perasaan dan dampaknya terhadap orang lain. Saat kita memiliki hal tersebut dan menjadikannya habit/kebiasaan dalam keseharian, kita berpotensi mengelola hal besar dan dipercayai dengan tanggung jawab penting.
Sikap kesadaran diri juga penting dibangun dalam segala lini kehidupan. Meski kita hanya berada di rumah dan memiliki posisi sebagai ibu rumah tangga, sikap ini sangat perlu kita tumbuhkan. Apalagi untuk seseorang yang punya pekerjaan di luar rumah dan berhubungan dengan banyak relasi. Sikap ini sangat dibutuhkan agar keberlangsungan bekerja yang penuh dinamika dapat dihadapi dengan kepala dingin.
Keuntungan kita mampu meningkatkan self awareness :


1. Percaya diri dan jarang minder

Seseorang dengan tingkat self awareness yang tinggi tidak akan mudah minder hampir dalam situasi apapun. Kita akan punya rasa percaya diri setiap saat. Hal ini dipengaruhi oleh pertimbangan yang matang saat akan berbicara, bersikap atau mengungkapkan pendapat. Selain itu, tujuan yang jelas juga ikut terlibat. 
Singkatnya, kita sudah punya tujuan dan alasan yang kuat untuk mengeluarkan pikiran tertentu lalu ingin diketahui oleh orang lain dengan cara menyampaikannya langsung dengan hati-hati karena ada dampak yang sudah diperhitungkan.
Tidak ada yang salah ketika kita bertindak sebab semuanya sudah dipertimbangkan. Itulah hal yang membuat seseorang percaya diri.

2. Mampu berkomunikasi dengan efektif

Selain percaya diri, seseorang dengan self awareness tinggi juga cenderung memiliki kemampuan komunikasi yang baik atau efektif. Sebab, orang dengan tingkat kesadaran diri yang besar selalu mampu mengungkapkan pikirannya dengan baik dan teratur. 
Hal ini juga dipengaruhi dengan tingkat percaya diri yang ada. Semakin besar rasa percaya dirinya, semakin besar pula efektivitas komunikasinya dengan orang dari berbagai kalangan.

3. Tidak mudah sakit hati

Orang yang memiliki self awareness yang tinggi tidak akan mudah tersinggung dan sakit hati ketika mendapat masukan atau perilaku yang kurang menyenangkan. Karena ia sepenuhnya menyadari bahwa ia pun memiliki kekurangan dari dirinya sendiri dan ketika ada seseorang yang mengatakan itu kepadanya, ia justru bersyukur dan berterima kasih.


4. Lebih kreatif


Kreativitas seseorang bisa terpantik oleh berbagai faktor. Satu di antaranya adalah self awareness yang tinggi. Kesadaran diri membuat seseorang mampu menerima saran, masukan dan kritik dengan baik. Hal-hal tersebut justru memacunya melakukan perubahan. Proses kreativitas akan mengiringi usaha perbaikannya dari hari ke hari. Misalnya, dalam bekerja, ia mendapat kritik berupa kinerja yang tidak memuaskan. Maka, ia akan berupaya bekerja dengan eksplorasi mendalam agar hasilnya membuat pihak atasan tersenyum.


5. Kesuksesan Karir

self awareness menjadi faktor penentu kesuksesan karir seseorang. Sebab, dengan sikap demikian, kita tidak bertahan dalam persepsi pribadi yang kadangkala menyesatkan. Pandangan orang lain akan jauh lebih baik digunakan sebagai indikator perbaikan diri disertai relevansi. Itu sebabnya, orang yang mau belajar dan mudah diarahkan menjadikannya lebih sukses dalam bidang masing-masing.

 

SELF ESTEEM (PENGHARGAAN DIRI)



APA ITU PENGHARGAAN DIRI? 
SEPENTING ITUKAH UNTUK DIRI KITA ?
        Hakikatnya self esteem (penghargaan diri) berfokus pada bagaimana cara kita menilai diri dan akhirnya bisa menerima dan mencintai diri sendiri. Karena berfokus pada penilaian diri, self esteem menjadi bagian dari karakteristik seseorang yang sangat penting untuk pengembangan diri, terlebih bila individu tersebut memiliki self esteem yang sehat.
        Sayangnya tidak semua orang menyadari betapa pentingnya menilai diri sendiri dengan hal-hal yang positif. Tidak sedikit orang yang memiliki penghargaan yang rendah pada dirinya sendiri atau dikenal juga dengan low self esteem. Meskipun pada awalnya dianggap memiliki low self esteem, seseorang bisa mengubahnya menjadi penghargaan diri yang lebih sehat.
        Dalam psikologi, istilah self esteem atau penghargaan diri menggambarkan penilaian terhadap dirinya sendiri. Penghargaan diri ini biasanya meliputi bagaimana seseorang mengapresiasi, menghargai, menyukai, dan mempercayai diri sendiri yang dapat terlihat dari sikap atau perilaku, penampilan, dan emosi mereka. Self esteem juga dianggap sebagai ciri kepribadian yang cenderung stabil dan bertahan lama.
        Self esteem memiliki peranan yang penting dalam kehidupan setiap individu. Jika seseorang menilai dirinya rendah (low self-esteem), mereka akan merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang berperan penting untuk pengembangan diri. Bahkan low self esteem bisa mengarah pada rasa tidak aman dan tidak memiliki motivasi. Maka dari itu sangat penting untuk memiliki penghargaan diri yang sehat untuk menghindari hal seperti ini.
            Tidak ada yang lebih penting dari bagaimana cara kamu berpikir dan menghargai diri sendiri. Kebiasaan ini akan membuatmu lebih termotivasi dan mencintai diri sendiri yang menjadi bagian penting dari self esteem. Hal ini pun didukung oleh banyak teori yang mengungkap dinamika penghargaan diri. Contohnya Abraham Maslow, seorang psikolog asal Amerika Serikat yang melahirkan teori kepribadian. Dalam teorinya, Maslow mengungkap bahwa penghargaan diri atau self-esteem merupakan salah satu hal yang mendasari motivasi seseorang untuk tumbuh sebagai pribadi dan mencapai aktualisasi diri.
Ciri-ciri Self Esteem yang sehat :
●      Tidak berlarut-larut memikirkan masa lalu dan pengalaman buruk/negatif;
●      Mampu mengutarakan kebutuhan diri;
●      Merasa percaya diri;
●      Memiliki pandangan hidup positif;
●      Tidak segan berkata “tidak” jika merasa enggan atau tidak mampu;
●      Menerima kekuatan dan kelemahan secara menyeluruh.
        Selain self esteem yang sehat, tidak sedikit juga individu yang memiliki penghargaan diri yang rendah. Kita mungkin perlu memperbaiki cara pandang terhadap diri sendiri jika kamu memiliki masalah-masalah berikut yang disebabkan oleh rendahnya tingkat penghargaan diri:
●      Seringkali berpikir orang lain lebih baik dari dirimu;
●      Sulit untuk mengutarakan keinginan atau kebutuhan;
●      Lebih berfokus pada kelemahan daripada kelebihan;
●      Sering mengalami perasaan malu, cemas, dan depresi;
●      Memiliki pandangan hidup yang negatif;
●      Sering takut gagal;
●      Kesulitan menerima feedback yang positif;
●      Sulit mengatakan “tidak”;
●      Mengutamakan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan sendiri;
●      Sulit menumbuhkan rasa percaya diri.
Faktor yang mempengaruhi Self Esteem
Selain membentuk karakter, faktor genetik juga menjadi basis dari self esteem atau penghargaan diri. Biasanya seseorang yang sering menerima kritik dan penilaian negatif yang berlebihan dari keluarga dan orang terdekat lainnya cenderung memiliki penghargaan diri yang rendah. Hal-hal lain juga dapat mempengaruhi penghargaan diri, seperti:
●      Pola pikir, persepsi, dan alam bawah sadar;
●      Usia;
●      Keterbatasan  fisik;
●      Penyakit yang diderita;
●      Pekerjaan;
●      Opini yang diterima dari media massa.
Cara meningkatkan Self Esteem
●     Mengurangi sikap perfeksionis
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Itu membuktikan bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Bila kamu cenderung memiliki sifat perfeksionis, mulailah untuk menerima ketidaksempurnaan dirimu. Jangan hanya mengakui prestasi tapi juga kesalahan yang pernah kamu buat. Dengan begitu kamu pun mampu untuk mempertahankan pikiran positif sembari belajar untuk mengembangkan diri dari kesalahanmu.
●     Berbicara hal positif terhadap diri sendiri
Berbicara pada diri sendiri atau self-talk bisa mempengaruhi self esteem. Baik yang positif atau negatif, self-talk berkorelasi dengan cara kamu menghargai diri sendiri. Untuk meningkatkan self-esteem, kamu bisa mulai membiasakan diri dengan berbicara hal-hal positif tentang dirimu sendiri. Belajarlah untuk tidak berlarut-larut dalam pikiran negatifmu. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan jika dihampiri pemikiran negatif yaitu dengan berkata ‘Stop!’ atau kata perintah lain yang bisa menghentikan pemikiran burukmu. Setelah itu mulailah fokus pada hal-hal yang membangun dan memotivasi diri agar kamu merasa lebih baik.
●     Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain
Membandingkan diri dengan orang lain dan apa yang mereka punya akan membuatmu kurang menghargai diri sendiri. Akan selalu ada orang yang lebih baik dan bisa melakukan hal yang mungkin tidak bisa kamu lakukan. Self esteem bukan untuk membuatmu lebih unggul dari orang lain, tapi bagaimana kamu menerima dan fokus pada dirimu. Dari pada dengan orang lain, bandingkan dirimu dengan dirimu yang sebelumnya. Bila dirasa ada hal yang perlu kamu perbaiki, maka perbaikilah. Dengan membandingkan diri sendiri dengan hasil yang telah dicapai, kamu akan lebih termotivasi serta menerima dan mencintai diri sendiri.
●   Melakukan hal-hal yang membuat diri bahagia
Bila melakukan hal-hal yang kamu sukai, otomatis kamu akan lebih termotivasi dan banyak berpikir positif. Jadi, pikirkan apa saja hal-hal yang kamu senangi. Kamu memiliki hobi memasak, membaca atau hobi lainnya? Sisihkan waktu untuk melakukannya setiap hari. Kalau kamu senang melakukannya dan berdampak positif pada self esteem, kenapa tidak?
●   Mengatasi kegagalan dengan cara yang positif
Sesekali kamu keluar dari zona nyaman dan tidak ada yang menjamin bahwa kamu akan selalu sukses. Ingat, kegagalan atau melakukan kesalahan dalam suatu proses itu merupakan hal yang normal. Akan tetapi kamu perlu mengatasinya dengan cara positif agar lebih menghargai diri sendiri. Jadi, ketika kamu melakukan kesalahan atau merasa gagal, jangan terlalu larut dalam hal tersebut. Berusahalah untuk lebih optimis dan mencari peluang lain yang dapat memperbaiki situasimu menjadi lebih baik. Jangan lupa untuk mengambil pelajaran dari setiap kegagalan. Mendengar dukungan dari berbagai pihak saat kamu merasa gagal dapat meningkatkan self esteem juga, lho!
●    Menghindari lingkungan yang toxic
Lingkungan yang toxic hanya akan menimbulkan perasaan negatif yang berpengaruh buruk pada tingkat self esteem. Lingkungan yang toxic bisa terjadi di mana saja, seperti di lingkungan kerja, pertemanan, bahkan keluarga. Ciri-cirinya adalah kamu selalu memiliki rasa marah, takut, dan enggan untuk berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan tersebut. Intinya lingkungan yang toxic akan membuatmu sulit untuk mencintai diri sendiri. Disarankan demi kesehatan fisik dan mental, kamu menghindari dan menarik diri dari lingkungan itu. Sebaliknya, dekatkan diri dengan orang-orang yang selalu mendukung dan membuat perasaanmu menjadi lebih baik sehingga kamu bisa lebih menghargai diri sendiri.
●    Mengutamakan self-care
Menerapkan self-care bukan berarti kamu berfoya-foya. Banyak juga hal-hal positif yang bisa kamu lakukan untuk merawat diri tanpa harus mengeluarkan budget. Efeknya pun sama, yaitu untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional. Bila kamu merawat diri, suasana hati dapat meningkat, mengurangi tingkat kecemasan, dan membangun hubungan baik dengan orang-orang disekitarmu. Self-care juga merupakan salah satu cara untuk lebih menghargai dan mencintai diri sendiri. Kita tidak perlu mengeluarkan budget yang besar untuk melakukan self-care. Lakukan saja kegiatan sederhana seperti istirahat yang cukup, menjalani gaya hidup sehat, dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang terkasih. Bahkan kegiatan sehari-hari seperti menjaga kebersihan diri agar terhindar dari serangan kuman penyebab penyakit dan bau badan juga termasuk dalam self-carelho! Penampilan yang terjaga meski telah beraktivitas seharian bisa meningkatkan self esteem kamu dan menimbulkan rasa percaya diri. Maka dari itu, penting sekali untuk merawat diri agar kamu lebih menghargai diri sendiri.
 


SELF LOVE ( MENCINTAI DIRI )



 SUDAHKAH KITA MAMPU MENCINTAI DIRI KITA SENDIRI? 

Seringkali kita mengungkapkan kepada orang lain tentang perasaan cinta dan kasih sayang, namun sudah sejauh ini berapa banyak cinta yang kita berikan untuk diri sendiri? Atau bahkan mungkin kita lupa untuk mencintai diri kita sendiri? Sebenarnya untuk apa kita mencintai diri kita sendiri? Bahkan seringkali kita keliru dengan ego yang masih sangat tinggi mengungkapkan bahwa tindakan konsumtif mengatasnamakan dengan "self love" itu sendiri. Lalu bagaimana cara yang tepat dalam mencintai diri sendiri ? 

Esensi Cinta itu sendiri adalah suatu ungkapan atau tindakan yang dilakukan dengan murni tanpa ada paksaan dan penyesalan dikemudian hari, mencintai diri sendiri sama dengan kita menyayangi dan menghargai tubuh kita, namun tidak berlebihan dan kekurangan semuanya harus imbang dan sesuai agar tidak terjadi kekeliruan dilain hari. Cinta juga sesuatu yang bisa kita pilih, sama seperti kita memilih kemarahan, kebencian, atau kesedihan. Kita dapat memilih untuk memaafkan seseorang yang telah menyakiti kita dan mulai sembuh. Kita bisa memilih untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kita bisa memilih cinta. Itu selalu menjadi pilihan dalam diri kita. Jika kita ingin mencoba mengenali diri lebih dalam dan mencintainya, berikut cara mencintai diri sendiri untuk hidup yang lebih bahagia :

1. Mengenal dengan benar "siapa saya?"

Tidak mungkin mencintai diri sendiri jika kita bahkan tidak tahu siapa diri kita sendiri. Investasikan waktu dalam menemukan apa yang kita yakini, hargai, dan sukai.

2. Katakan "tidak" bila perlu. 

Batasan adalah bentuk penting perawatan diri karena membuat orang lain tahu bahwa kita pantas dan mengharapkan rasa penghargaan sebagai sesama manusia.

3. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. 

Orang lain tidak lebih baik atau lebih buruk, lebih atau kurang dari kita. Mereka hanya berbeda. Setiap pribadi memiliki nilai apa adanya dan menerima diri sendiri berarti tidak perlu melakukan perbandingan.

4. Benar-benar hadir di waktu nyata. 

Hidup kita penuh dengan gangguan. Banyak dari hal-hal ini menyenangkan dan berharga, tetapi dapat menguras tenaga dan membuat kita tidak benar-benar mengetahui dan menjadi diri kita sendiri. Kurangi penggunaan media sosial dan temukan dirimu melakukan sesuatu yang nyata di kehidupan nyata.

5. Ketahui dan gunakan kekuatanmu. 

Kita semua memiliki karunia yang luar biasa, tetapi banyak di antaranya tidak diperhatikan. Saat kita sibuk dan teralihkan, sulit untuk mengakses kualitas-kualitas hebat ini. Berfokus pada kekuatan akan meningkatkan perasaan positif  terhadap diri sendiri.

6. Beri dirimu banyak makanan sehat. 

Sebuah suguhan adalah sesuatu yang spesial yang kita berikan pada diri sendiri. Tidak seperti hadiah, itu tidak harus diperoleh. Bersikaplah baik pada diri sendiri dengan memberi diri kita hadiah "hanya karena".

7. Jujurlah dengan dirimu sendiri. 

Yang ini bisa jadi lebih sulit dari yang terlihat. Beberapa dari kita begitu pandai menipu diri sehingga kita bahkan tidak tahu bahwa kita sedang melakukannya. Kejujuran adalah kunci dalam semua hubungan dan hubunganmu dengan diri sendiri tidak berbeda. Jelas, kita tidak akan bisa mencintai seluruh dirimu yang berantakan jika kamu berbohong, merendahkan, atau membuat alasan. Cinta diri sejati berarti mengambil tanggung jawab dan akuntabilitas.

8. Bebaskan diri sendiri dari kesalahan dan ketidak sempurnaan. 

Kita keras pada diri sendiri. Kita mungkin lebih keras pada diri sendiri daripada orang lain. Lepaskan diri kita sedikit dan rangkul kemanusiaan. Kesalahan itu normal. Ketidaksempurnaan adalah bagian dari apa yang membuat kita menjadi diri sendiri.

9. Berusahalah untuk memaafkan diri sendiri untuk hal-hal yang lebih besar. 

Terkadang kita menyimpan penyesalan atau pelanggaran yang lebih besar. Memaafkan diri sendiri adalah proses sedikit demi sedikit percaya bahwa kamu benar-benar melakukan yang terbaik yang kamu bisa. Hari ini kita bisa melakukan lebih baik, tentu saja. Hindsight sebenarnya adalah 20/20, itulah mengapa sangat tidak adil untuk menilai diri kita di masa lalu dengan pengetahuan yang kita miliki sekarang. Ingat: "Ketika kita tahu lebih baik kita berbuat lebih baik."

10. Terimalah bahwa beberapa orang tidak menyukai diri kita . 

Beberapa orang tidak menyukai diri kita dan tidak apa-apa. Jangan buang waktu untuk mencoba menyenangkan orang yang tidak mungkin menyenangkan atau orang yang tidak terlalu penting bagi kita sendiri. Menjadi diri sendiri berarti kita harus melepaskan cara-cara menyenangkan orang lain dan merangkul jati diri sendiri.